10 Muharram Menjadi Ajang Spesial Anak Yatim

Bulan Muharram merupakan bulan pertama dalam kalender Hijriyah. Di bulan Muharram terdapat hari-hari yang diutamakan untuk melakukan ibadah sunnah tertentu, salah satunya adalah menyantuni anak yatim.

Maka tidak mengherankan jika bulan Muharram juga disebut sebagai bulan anak yatim. Bahkan di Indonesia, terdapat hari khusus di bulan Muharram yang disebut sebagai lebaran anak yatim.

Hari yang disebut sebagai lebaran anak yatim ini jatuh pada tanggal 10 Muharram setiap tahunnya. Pada hari ini, setiap muslim dianjurkan untuk memperbanyak amal saleh mulai dari bersedekah, puasa, termasuk memuliakan anak yatim, meski hanya mengusap kepalanya.

Tentu ada sejumlah alasan yang melatarbelakangi mengapa tanggal 10 Muharram dianggap sebagai hari lebaran bagi anak yatim. Simak penjelasan selengkapnya berikut ini seperti yang telah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, kamis (13/7/2023).

Ada banyak sumber yang menceritakan keagungan 10 Muharram. Salah satunya terdapat dalam Kitab Tanbihul Ghafilin karya Abu Laits As Samarqandi.

Dalam kitab tersebut dijelaskan bahwa alasan 10 Muharram disebut sebagai Hari Asyura atau Lebaran Anak Yatim karena tanggal tersebut sering digunakan sebagai momen kebahagiaan bagi anak-anak yatim. Pada 10 Muharram, banyak orang memberikan perhatian dan santunan kepada mereka yang kehilangan satu atau kedua orang tuanya.

Selain itu, di masa lalu, banyak peristiwa yang terkait dengan kekuasaan Allah SWT terjadi pada tanggal 10 Muharam ini. Pada tanggal 10 Muharram juga dikenal sebagai Asyura yang identik dengan peristiwa-peristiwa penting dalam sejarah Islam yang diceritakan dalam kitab-kitab ulama dan hadis-hadis dari Nabi Muhammad SAW.

Beberapa peristiwa penting seperti penyelamatan Nabi Ibrahim AS dari api yang membakar saat ia dibakar oleh Raja Namrud, penerimaan taubat Nabi Adam AS, dan peristiwa-peristiwa lainnya.

Berikut adalah beberapa keutamaan dari memberikan santunan kepada anak yatim di hari Lebaran Anak Yatim:

1. Kesempatan untuk menjadi sahabat Rasulullah SAW di surga

Orang yang dengan ikhlas merawat dan memberikan santunan kepada anak yatim akan mendapatkan tempat di surga yang dekat dengan Rasulullah SAW. Seperti kedekatan antara jari telunjuk dan jari tengah, sesuai dengan hadis berikut,

Dari Sahl bin Sa’ad radhiallahu ‘anhu dia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Aku dan orang yang menanggung anak yatim (kedudukannya) di surga seperti ini”, kemudian beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mengisyaratkan jari telunjuk dan jari tengah beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, serta agak merenggangkan keduanya. (HR. al-Bukhari no. 4998 dan 5659)

2. Jaminan masuk surga bagi pengasuh anak yatim

Meskipun seseorang yang merawat dan memberikan santunan kepada anak yatim mungkin tidak dapat menjadi teman Rasulullah di surga karena beberapa alasan, Allah SWT tetap menjamin mereka masuk surga.

3. Pertolongan dari Allah SWT

Membantu dan memberikan santunan kepada anak yatim di lebaran anak yatim, dalam berbagai bentuk kepedulian nyata merupakan ibadah yang akan mendatangkan pahala dari Allah SWT. Orang yang menolong anak yatim akan mendapatkan pertolongan dari Allah SWT.

4. Terhindar dari siksa di akhirat

Keutamaan memberikan santunan kepada anak yatim juga meliputi terhindar dari siksa di akhirat, sesuai dengan ucapan Rasulullah SAW.

5. Investasi amal untuk akhirat

Menyayangi dan memberikan santunan kepada anak yatim merupakan salah satu bentuk investasi amal sebagai bekal di akhirat. Hal ini sejalan dengan ajaran Rasulullah SAW.

6. Keberuntungan dan menjadi yang terbaik

Memberikan santunan kepada anak yatim juga merupakan salah satu bentuk ibadah sosial dalam rangka amar makruf nahi mungkar, yaitu mengajak kepada kebaikan dan melarang dari perbuatan maksiat.

sumber : Mengenal Lebaran Anak Yatim pada 10 Muharram, Pahami Keutamaan dan Cara Merayakannya – Hot Liputan6.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *